♥ Welcome To My Blog ♥

Pages

Selasa, 18 September 2012

Ibu Segalanya



Ibu Segalanya


“Mamaaaaaaaaa!!!!!!!!!!” Teriak Raya dengan sangat lantang dan sangat keras.
“Yaa ada apa Ray?” Jawab mamanya.
“Kemana aja sih di panggil-panggil gak nongol-nongol??” Tanya Raya ketus pada mamanya.
“Maafin mama Ray, mama tadi lagi nyapu di teras depan.” Jawab mamanya.
“Alesan!! Rese ah!! Raya pengen makan!! Mana makanannya? Maja di meja gak ada apa-apa gini sih ma? Mama pengen Raya mati kelaparan hah?” Bentak Raya pada mamanya.

            Seperti itulah keseharian Raya. Raya adalah seorang anak tunggal yang sangat semena-mena kepada mamanya. Raya dilahirkan dari keluarga yang mungkin bisa dibilang kurang mampu. Papahnya seorang kuli bangunan, tapi ia sudah meninggal saat Raya masih berusia 8 tahun dikarenakan serangan jantung mendadak. Sedangkan mamanya sekarang hanyalah seorang pembantu rumah tangga yang gaji nya tidaklah seberapa.

            Dengan keadaan keluarga yang kekurangan, Raya bukannya membantu meringankan beban mamanya tapi ia malah menambah beban mamanya. Raya mempunyai sifat yang sombong dan tidak mau kalah dengan orang lain. Raya selalu bergabung dengan anak-anak orang kaya. Bukannya anak seorang pembantu tidak boleh berteman dengan anak orang kaya, tapi dengan berteman dengan anak orang kaya, Raya jadi selalu menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting. Bahkan Raya sering kali memaksa meminta uang kepada mamanya sampai-sampai marah besar kepada mamanya jika mamanya jika memberinya uang. Barang-barang di rumahnya pun banyak dijual oleh Raya hanya untuk kesenangan nya semata, kesenangan yang tidak penting seperti pergi ke club malam, shopping, dll. Sedangkan mamanya tidak pernah memarahi Raya karena ia sangat menyayangi Raya, sebenarnya apa yang di lakukan mama Raya salah dengan membiarkan anaknya berkelakuan tidak baik seperti itu, tapi apa mau dikata semuanya sudah terjadi.

“Mama, Raya minta uang dong!” Ujar Raya.
“Raya, kamu kan baru aja minta uang ke mama. Uang mama udah abis semuanya kamu ambil. Mama udah gak punya uang lagi Ray.” Ucap mamanya dengan wajah sangat sedih.
“Ah Raya bosen denger kata-kata itu ma!! Mama kan kerja, mana hasil kerjanya? Masa gak ada uang sama sekali? Payah banget punya ibu miskin.” Bentak Raya pada mamanya.
“Astaghfirullah hal’adzim Raya, istighfar nak, aku ini mama kamu, mama kandung kamu, kamu gak boleh ngomong kayak gitu, dosa.” Jawab mamanya.
“Ma, harusnya mama yang istighfar!! Mama udah dosa tuh ngebiarin anaknya hidup sengsara kaya gini. Kalau mama kaya, Raya juga gak akan kayak gini ke mama!! Ah Raya nyesel dilahirin sama mama!! Kalau boleh milih, Raya gak pernah mau dilahirin jadi anak mama, jadi anak orang miskin. Raya gak mau ma!! Mulai sekarang anggap aja Raya bukan anak mama. Kita urus hidup kita masing-masing, jangan pernah ganggu kehidupan Raya lagi!” Bentak Raya sembari membanting pintu dan pergi keluar rumah.

Mama Raya hanya bisa menangis dan menangis, ia tidak menyangka anak kemata wayangnya berani berbuat seperti itu. Entah apa dosa yang telah dilakukannya sehingga mendapat cobaan seberat ini.

            Diperjalanan, Raya terus mengoceh sendiri. Tak sadar saat akan menyebrang di sebelah kiri ada sepeda motor yang melaju sangat kencang dan akhirnya menabrak Raya. Kejadian tabrakan itu sangat mengerikan. Si pengendara motor mengalami cedera yang cukup fatal sedangkan orang yang di bonceng di motor itu tewas seketika di tempat kejadian. Raya pun mengalami cedera yang cukup serius, ia kehilangan banyak sekali darah. Orang dari pihak rumah sakit pun mendatangi kediaman yang ada di ktp Raya yaitu rumah mamanya. Setelah mendengar kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan, mama Raya langsung berangkat ke rumah sakit. Saat itu keadaan Raya sangat kritis. Raya memerlukan banyak darah sedangkan persediaan darah di rumah sakit sudah habis, jika tidak di tranfusi darah Raya tidak akan tertolong. Tidak banyak bicara mama Raya langsung mendonorkan darahnya untuk Raya. Darah yang di donorkan banyak sekali. Tak lama setelah itu Raya pun sadar. Saat tersadar ia melihat sekelilingnya, tidak ada siapa-siapa.

“Nyari siapa mba?” Tanya suster yang merawat Raya.
(Raya tak menjawab apapun.)
“Nyari mamanya ya mba? Tadi udah pulang sehabis mendonorkan darahnya buat mba. Mba beruntung ya masih punya mama yang baik seperti itu, rela ngluarin banyak darah buat mba sampai-sampai tadi mamanya pucet banget.” Ucap suster.
“Mama?” Tanya Raya dengan wajah sedih.

            Keluar dari rumah sakit Raya langsung bergegas pergi menemui mamanya. Saat mengetuk pintu dibukakanlah pintu tersebut oleh seorang wanita paruh baya yakni mamanya. Raya langsung memeluk mamanya dan menangis, Raya langsung meminta maaf kepada mamanya atas perbuatan yang selama ini ia lakukan pada mamanya. Ternyata saat ia dalam kesusahan hanya mamanyalah yang selalu ada untuknya, bukan orang-orang yang selalu bersamanya hanya saat ia senang saja.

            Mulai saat itu Raya berubah menjadi wanita yang baik dan berbakti kepada mamanya. Raya tak pernah lagi membentak mamanya, bahkan sekarang Raya ikut bekerja untuk membantu meringankan ekonomi keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bomb

Bomb

Powered by: MySpace Games

Mario Brother 2

Fortune Hunter