Sahabatku
Cinta
Pertamaku
Mungkin aku tak berarti lebih untuk mu. Mungkin aku hanyalah bagian
kecil alasan kau tersenyum. Aku tau aku bukanlah siapa-siapa untukmu. Tapi asal
kau tau, aku selalu ada disini menyayangimu dan mengagumimu, selalu dan selalu seperti
ini.
Menurutku pepatah yang mengatakan “Cinta Tak Harus Memiliki” itu benar.
Bahkan orang yang ku cintapun tak pernah tau kalau aku mencintainya.
Sepertinya lagu cinta dalam hati yang dipopulerkan oleh ungu cocok
untukku. Mungkin ini memang jalan takdirku mengagumi tanpa dicintai. Tak
mengapa bagiku mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku.
Terdengar berlebihan tapi itulah kenyataannya.
Kanaya Audia Syifa S, itu adalah
nama yang diberikan oleh kakek dan nenekku. Mereka sangat menyayangiku karena
aku adalah cucu pertama mereka. Sejak SMP aku tinggal di Jakarta bersama
mereka, sedangkan ayah dan ibuku tinggal di Yogyakarta, mereka bekerja disana.
Serumah sama nenek-nenek dan kakek-kakek sedikit ribet sih, mereka bawel
banget, tapi ya gak apa-apa lah dari pada aku tinggal di Yogya gak ada yang
merhatiin, gak ke urus. Aku sekolah di SMA HARAPAN II, sekarang aku duduk di
kelas XI-IPA8.
Di Jakarta aku mempunyai seorang
sahabat laki-laki. Dia tetanggaku, teman SMPku, sekaligus teman SMAku. Kami
selalu bersama-sama. Kemanapun aku pergi, dia pasti selalu menemaniku.
Dia bernama Radit, nama
panjangnya Raditya Putra Mahendra. Perawakannya tinggi kekar, wajahnya bisa di
bilang cakep, hidungnya mancung, kulitnya putih, penampilannya kece badai, banyak
cewek yang pengen deket sama dia. Tapi walaupun banyak cewek yang ngejar-ngejar
dia, dia tetep cuek sama mereka. Waktu baru masuk SMA pun banyak kakak kelas
yang berebutan pengen jadi pacar dia, sayangnya gak ada satupun yang dia suka
sampai akhirnya semua cewek-cewek itu dia tolak mentah-mentah.
Dari pertama kali aku kenal
Radit, sedikitpun aku gak punya rasa suka ke dia. Aku Cuma nganggap dia temen
biasa. Tapi lama-lama aku merasakan ada yang aneh. Kalau Radit gak ada kabar
aku heboh sendiri, kayak induk merpati yang kehilangan anaknya. Sebentar aja
Radit jauh dari aku, aku kangen sama dia, gatel banget pengen ngehubungin dia.
Apalagi waktu Radit bilang kalau dia lagi suka sama cewek seangkatan yang
namanya Karin. Karin emang cantik, dia termasuk cewek populer di sekolah. Dia
anak yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Seperti OSIS, eskul, ataupun
kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Dan yang bikin Radit suka banget sama Karin,
Karin adalah wanita yang selalu berjilbab dan rajin beribadah. Cowok-cowok lain
di sekolahpun banyak yang suka sama dia.
Radit mulai berubah semenjak dia
kenal sama Karin. Aku ngerasa kalau Radit jadi semakin jauh sama aku semenjak
dia kenal Karin. Waktunya selalu habis untuk Karin. Sedangkan aku gak pernah
dia anggap.
Hubungan aku dan Radit pun
semakin renggang. Karena setiap Radit sedang bersamaku, dia selalu saja menceritakan
tentang Karin. Aku muak mendengarnya. Setiap kali Radit menceritakan Karin, aku
selalu cuek dan tidak peduli serta acuh pada ceritanya. Hingga akhirnya aku
menjauhi Radit dan Raditpun mulai semakin menjauh. Memang sebenarnya aku gak
punya hak buat berlaku seperti itu. Sebagai sahabat yang baik seharusnya aku
tetap mendengarkan dan ikut bahagia mendengar semua ceritanya. Tapi entah
kenapa rasanya hatiku selalu sedih kesal dan kecewa setiap kali Radit
menyebutkan nama Karin.
Apa mungkin aku cemburu? Ya,
sangat mungkin. Ternyata aku memang menyukai Radit. Sering kali Radit bertanya
kenapa aku jadi berubah. Aku bingung harus menjawab apa. Gak mungkin aku ngomong
kalau aku suka sama dia. Betapa malunya kalau aku mengakui itu semua.
Lama aku menjauhi Radit. Dan sampai
aku tau kalau Radit udah jadian sama Karin. Semakin sakit hati aku mengetahui
itu semua. Semakin tak mungkin juga aku mengakui kalau aku suka sama Radit.
Tak henti-hentinya Radit
bertanya kenapa aku jadi menjauh. Tak ada pilihan lain selain menjawab dengan
berbagai alasan agar Radit tidak curiga. Hari demi hari aku pun kembali dekat dengan Radit,
bukan hanya dengan Radit tapi juga dengan Karin. Ternyata Karin memang wanita
yang baik. Mungkin emang bukan takdirnya Radit buat aku, mungkin Karinlah yang
terbaik buat Radit. Aku mencoba untuk ikhlas dan menerima semuanya dengan
lapang dada.
Dan sampai lulus SMA pun Radit
gak pernah tau kalau aku suka sama dia. Aku pun melanjutkan sekolah di Yogya.
Mulai saat itu aku berpisah dengan Radit. Aku gak tau gimana kabar dia
sekarang. Apa masih atau udah enggak sama Karin. Dimanapun Radit berada, aku
selalu berharap kalau dia sadar aku suka sama dia. Biarkan waktu yang menjawab
semuanya. Semua akan indah pada waktunya, aku percaya itu. Radit cinta
pertamaku, dan dia adalah sahabatku. Raditya Putra Mahendra <3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar