♥ Welcome To My Blog ♥

Pages

Selasa, 18 September 2012

Sahabatku Cinta Pertamaku




Sahabatku Cinta
Pertamaku


Mungkin aku tak berarti lebih untuk mu. Mungkin aku hanyalah bagian kecil alasan kau tersenyum. Aku tau aku bukanlah siapa-siapa untukmu. Tapi asal kau tau, aku selalu ada disini menyayangimu dan mengagumimu, selalu dan selalu seperti ini.


Menurutku pepatah yang mengatakan “Cinta Tak Harus Memiliki” itu benar. Bahkan orang yang ku cintapun tak pernah tau kalau aku mencintainya.
Sepertinya lagu cinta dalam hati yang dipopulerkan oleh ungu cocok untukku. Mungkin ini memang jalan takdirku mengagumi tanpa dicintai. Tak mengapa bagiku mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku.
Terdengar berlebihan tapi itulah kenyataannya.


Kanaya Audia Syifa S, itu adalah nama yang diberikan oleh kakek dan nenekku. Mereka sangat menyayangiku karena aku adalah cucu pertama mereka. Sejak SMP aku tinggal di Jakarta bersama mereka, sedangkan ayah dan ibuku tinggal di Yogyakarta, mereka bekerja disana. Serumah sama nenek-nenek dan kakek-kakek sedikit ribet sih, mereka bawel banget, tapi ya gak apa-apa lah dari pada aku tinggal di Yogya gak ada yang merhatiin, gak ke urus. Aku sekolah di SMA HARAPAN II, sekarang aku duduk di kelas XI-IPA8.
Di Jakarta aku mempunyai seorang sahabat laki-laki. Dia tetanggaku, teman SMPku, sekaligus teman SMAku. Kami selalu bersama-sama. Kemanapun aku pergi, dia pasti selalu menemaniku.
Dia bernama Radit, nama panjangnya Raditya Putra Mahendra.  Perawakannya tinggi kekar, wajahnya bisa di bilang cakep, hidungnya mancung, kulitnya putih, penampilannya kece badai, banyak cewek yang pengen deket sama dia. Tapi walaupun banyak cewek yang ngejar-ngejar dia, dia tetep cuek sama mereka. Waktu baru masuk SMA pun banyak kakak kelas yang berebutan pengen jadi pacar dia, sayangnya gak ada satupun yang dia suka sampai akhirnya semua cewek-cewek itu dia tolak mentah-mentah.
Dari pertama kali aku kenal Radit, sedikitpun aku gak punya rasa suka ke dia. Aku Cuma nganggap dia temen biasa. Tapi lama-lama aku merasakan ada yang aneh. Kalau Radit gak ada kabar aku heboh sendiri, kayak induk merpati yang kehilangan anaknya. Sebentar aja Radit jauh dari aku, aku kangen sama dia, gatel banget pengen ngehubungin dia. Apalagi waktu Radit bilang kalau dia lagi suka sama cewek seangkatan yang namanya Karin. Karin emang cantik, dia termasuk cewek populer di sekolah. Dia anak yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Seperti OSIS, eskul, ataupun kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Dan yang bikin Radit suka banget sama Karin, Karin adalah wanita yang selalu berjilbab dan rajin beribadah. Cowok-cowok lain di sekolahpun banyak yang suka sama dia.
Radit mulai berubah semenjak dia kenal sama Karin. Aku ngerasa kalau Radit jadi semakin jauh sama aku semenjak dia kenal Karin. Waktunya selalu habis untuk Karin. Sedangkan aku gak pernah dia anggap.
Hubungan aku dan Radit pun semakin renggang. Karena setiap Radit sedang bersamaku, dia selalu saja menceritakan tentang Karin. Aku muak mendengarnya. Setiap kali Radit menceritakan Karin, aku selalu cuek dan tidak peduli serta acuh pada ceritanya. Hingga akhirnya aku menjauhi Radit dan Raditpun mulai semakin menjauh. Memang sebenarnya aku gak punya hak buat berlaku seperti itu. Sebagai sahabat yang baik seharusnya aku tetap mendengarkan dan ikut bahagia mendengar semua ceritanya. Tapi entah kenapa rasanya hatiku selalu sedih kesal dan kecewa setiap kali Radit menyebutkan nama Karin.
Apa mungkin aku cemburu? Ya, sangat mungkin. Ternyata aku memang menyukai Radit. Sering kali Radit bertanya kenapa aku jadi berubah. Aku bingung harus menjawab apa. Gak mungkin aku ngomong kalau aku suka sama dia. Betapa malunya kalau aku mengakui itu semua.
Lama aku menjauhi Radit. Dan sampai aku tau kalau Radit udah jadian sama Karin. Semakin sakit hati aku mengetahui itu semua. Semakin tak mungkin juga aku mengakui kalau aku suka sama Radit.
Tak henti-hentinya Radit bertanya kenapa aku jadi menjauh. Tak ada pilihan lain selain menjawab dengan berbagai alasan agar Radit tidak curiga. Hari demi  hari aku pun kembali dekat dengan Radit, bukan hanya dengan Radit tapi juga dengan Karin. Ternyata Karin memang wanita yang baik. Mungkin emang bukan takdirnya Radit buat aku, mungkin Karinlah yang terbaik buat Radit. Aku mencoba untuk ikhlas dan menerima semuanya dengan lapang dada.
Dan sampai lulus SMA pun Radit gak pernah tau kalau aku suka sama dia. Aku pun melanjutkan sekolah di Yogya. Mulai saat itu aku berpisah dengan Radit. Aku gak tau gimana kabar dia sekarang. Apa masih atau udah enggak sama Karin. Dimanapun Radit berada, aku selalu berharap kalau dia sadar aku suka sama dia. Biarkan waktu yang menjawab semuanya. Semua akan indah pada waktunya, aku percaya itu. Radit cinta pertamaku, dan dia adalah sahabatku. Raditya Putra Mahendra <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bomb

Bomb

Powered by: MySpace Games

Mario Brother 2

Fortune Hunter