Inilah Hidup
Mungkin asal mula aku lahir di dunia ini tak sama
dengan kebanyakan orang lainnya. Tapi bukan berarti kalian bisa mengejekku
terus menerus. Aku juga ingin sama dengan kalian semua. Akupun tak ingin
seperti ini, aku ingin sama seperti kalian. Aku ingin berteman dengan semua
orang, aku ingin bergabung dengan kalian, aku ingin memiliki status sosial yang
sama dengan kalian, aku ingin hidup nyaman seperti kalian. Aku tak ingin hidup
dengan terus dihina dan dicemooh. Bukan inginku lahir dengan keadaan seperti
ini. Aku tak tau apa-apa. Aku tak ingin di beda-bedakan. Akupun manusia ciptaan
Tuhan. Kita semua sama di mata-Nya.Tapi kenapa aku merasa aku tak pantas untuk
hidup?
Aku tau aku lahir bukan dari keluarga yang sempurna. Keluargaku
adalah keluarga yang hancur. Keluargaku adalah keluarga yang amat sangat
sederhana. Jauh dari yang namanya bergelimbangan harta. Aku tak pernah tau
siapa ayahku. Ibuku seorang wanita yang tak pernah peduli kepadaku. Ibuku sering
sekali di bicirakan oleh orang-orang, itu yang selalu membuatku risih dan malu
untuk bersosialisasi. Pekerjaannyalah yang membuat ibuku selalu dibicarakan
oleh orang-orang, terutama orang-orang di sekitarku. Terkadang aku ingin pergi
saja meninggalkan ibuku, tapi bagaimanapun juga dia adalah ibuku, ibu kandungku,
ibu yang melahirkanku dan merawatku hingga aku besar seperti sekarang ini. Terkadang
pula aku ingin mengakhiri hidupku ini, meninggalkan semuanya, melepaskan semua
beban dan masalah yang aku alami ini. Tapi aku sadar, aku tau dengan mengakhiri
hidupku, itu tak akan menjadi solusi yang baik. Itu malah akan menimbulkan
masalah baru.
Tak pernah rasanya aku merasakan kebahagiaan seperti yang
dialami remaja-remaja lainnya. Kasih sayang orang tua, kehangatan keluarga, keharmonisan
keluarga, tak pernah aku rasakan. Mungkin aku dilahirkan bukan untuk merasakan
kebahagiaan, tapi penderitaan. Kehidupanku dipenuhi rasa jengkel, malu,
terhina, dan tertindas.
Dari kecil aku selalu disebut anak haram. Itulah sebabnya
aku tak memiliki seorang teman, mereka tidak mau berteman denganku. Di mata
mereka aku hanyalah anak yang tidak diinginkan. Penuh dengan aib dan dosa. Apa mereka
tak pernah menyadari apa yang mereka lakukan kepadaku sangat menyakiti hatiku? Salalu
aku berfikir untuk apa aku hidup di dunia ini? Aku tak berguna, aku tak pantas
untuk hidup. Itu semua menjadikan aku sebagai anak yang pendiam, jarang bicara,
selalu murung, dan tak pernah bersosialisasi dengan orang lain. Ini memang
menghambat untuk kegiatan belajarku, tapi inilah aku. Keadaan yang menjadikanku
seperti ini.
Tetangga, sudah bukan hal baru jika tetangga-tetanggaku
membicarakan keluargaku. Tak henti-hentinya mereka mencibir keluargaku. Tak apa
kalau mereka membicarakan keluargaku dibelakangku, yang parahnya mereka membicarakan
keluargaku saat aku lewat di depan mereka. Betapa sakit hati yang aku rasakan.
Sering aku mengadu pada ibuku. Tapi ibuku sama sekali tidak
paduli. Ibuku selalu saja menjawab “Ibu juga gak mau kayak gini, ibu gak mau
kerja jadi cewek murahan kayak gini. Tapi kalau ibu gak ngelakuin semua ini,
kita mau makan pake apa? Kamu mau sekolah gimana? Gimana kita bisa hidup?”. Aku
muak dengan jawaban itu. Banyak kerjaan lain, tapi ibuku tak pernah mau mendengarkan
pendapatku.
Saat aku sudah mulai lelah dengan kehidupanku, aku bertemu
dengan seorang lelaki tua, mungkin cocok menjadi kakekku. Aku mengenal kakek
itu saat dia selalu ada di depan gang rumahku setiap sore, dia sangat baik
kepadaku. Kakek itu adalah orang yang sangat kaya. Sudah hampir 7 bulan aku
mengenal kakek itu, aku menjadi sangat dekat dengannya. Dia sudah menganggapku
sebagai cucunya, dan akupun menganggapnya sebagai kakekku.
Sekarang aku bekerja di perusahaan miliknya. Jabatanku di
perusahaannya dapat dibilang cukup tinggi untuk karyawan baru sepertiku. Memang
sedikit aneh dengan semua kebaikan yang dia berikan kepadaku. Aku penasaran
sebenarnya siapa kakek yang aku kenal ini. Apakah mungkin utusan malaikat yang
akan membantuku dalam menjalani hidupku?
Akupun menyelidiki semuanya. Sampai akhirnya semua
terbongkar, ternyata kakek itu adalah ayah dari ibuku. Awalnya ibuku berasal
dari keluarga kaya raya, tapi selesai SMA ibuku mengenal ayah kandungku, ibuku
sangat mencintai ayahku sampai-sampai ia rela meninggalkan keluarganya yang
serba berkecukupan demi ayahku. Kenyataannya memang sangat menyakitkan, ibuku
malah dijual dan di tinggalkan oleh ayahku, padahal saat itu ibuku sedang
mengandung aku. Ibuku sebenarnya ingin kembali pulang ke rumah kakek dan
nenekku, tapi ibuku malu karena dulu pernah pergi hanya untuk hidup bersama
ayahku yang nyatanya sangat tidak tau diri.
Mungkin inilah akhir dari semua penderitaanku. Sekarang aku
dan ibuku tinggal dirumah kakekku, kakek kandungku. Nenekku sudah meninggal. Kami
bertiga akhirnya hidup dengan bahagia. Akhirnya aku merasakan juga senangnya
mempunyai sebuah keluarga. Aku menjadi dekat dengan ibuku. Kehidupanku kini
semakin membaik. Aku percaya dibalik kesusahan pasti akan ada kesenangan. Dan itulah
yang aku alami sekarang. Hidup tak boleh disesali, jalani dengan hati yang
ikhlas maka semuanya akan berjalan dengan indah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar